Minggu, 27 April 2014

Kandungan Kimia Daging Kasuari (Casuarius Sp.)

Kandungan Kimia Daging Kasuari (Casuarius Sp.)

 Kasuari merupakan jenis burung terbesar yang hidup di Indonesia, khususnya di Papua http://id.wikipedia.org/wiki/Kasuari_gelambir-ganda. populasinya di alam mengalami penurunan akibat beberapa faktor seperti ekspansi HPH, perluasan pemukiman penduduk, perkebunan berpindah-pindah dan perburuan liar baik daging dan telurnya. perburuan telur dilakukan sebagai bahan cenderamata berupa ukiran telur kasuari.Tulangnya sendiri di manfaatkan sebagai senjata (mata tombak, anak panah dan pisau) karena memiliki struktur sangat keras dan kompak.

Salah satu usaha yang nyata untuk melindungi kasuari dari kepunahannya adalah dengan domestikasi dan penangkaran.selain itu satwa yang dikenal sebagai hewan endemik Papua itu dapat terhindar dari kepunahan dan kemudian dapat dijadikan komoditi peternakan khas daerah Papua.

Informasi dasar yang diperlukan dalam pengembangan atau usaha budi daya burung kasuari selain potensi dari segi produksi tetapi tak kalah penting yang harus di perhatikan adalah kandungan gizi dan teknologi pengolahan daging kasuari karena berhubungan langsung dengan minat konsumen untuk mengonsumsinya.

Hasil analisis laboratorium terhadap daging kasuari adalah sebagai berikut :
Komposisi          Persentase
Air                  :   66,46 %
Abu                :     8,42 % dari Berat kasar.
Protein            :   21,09 % dari Berat kasar.
lemak              :   61,32 % dari Berat kasar.
Karbohidrat    :     9,17 % dari Berat kasar.

Dari hasil laboratorium tersebut hal menonjol yang diperoleh adalah kandungan lemak yang tinggi yaitu 66,32%, kandungan lemak yang tinggi tersebut di sumbang oleh daging bagian dada sebesar 66,06%.  Tingginya kandungan lemak di bagian dada ini kemungkinan di sebabkan oleh kurangnya kontraksi otot dari otot dada karena memang burung Kasuari tidak memiliki sayap seperti burung yang lain.  Penyebab lainnya diduga karena perilaku burung ini yang senang tidur di tanah dan berkubang di lumpur sehingga untuk menahan dingin maka terjadi penimbunan lemak di daging area dada.

Kandungan air pada Burung ini juga tinggi (66,46%), kandungan protein dan protein juga dianggap layak apabila hewan ini di jadikan salah satu alternatif sumber protein hewani masyarakat khususnya yang tinggal di Papua.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar